Filosofi Ayam Ingkung

Ayam ingkung merupakan salah satu ubo rampe berupa ayam kampung yang dimasak utuh dan diberi bumbu tradisional khas Jawa, kelapa dan daun salam. Ingkung melambangkan bayi yang belum dilahirkan dengan demikian belum memiliki kesalahan apa-apa, masih suci.
Selain itu Ingkung juga dapat dimaknai sebagai sikap pasrah dan menyerah atas kekuasaan Tuhan.

Cara memasak ayam ingkung dengan diikat mengkiaskan pengikatan karakter yang dimiliki oleh ayam jago yang cenderung negatif seperti sok jagoan/angkuh atau orang Jawa mengartikan ayam ingkung dibanda atau dibelenggu. Biasanya ayam ingkung dimasak dimaksudkan untuk mensucikan orang yang memiliki hajat maupun tamu yang hadir pada acara selamatan.

Selain itu ayam ingkung biasanya disajikan dengan lauk pelengkap lainnya seperti misalnya: tempe-tahu, telur rebus, perkedel, kacang goreng, kedelai goreng dan kering tempe. Terkadang pula dilengkapi dengan gudangan (sayuran rebus dicampur dengan bumbu kelapa parut atau bisa disebut urap). Ingkung juga dilengkapi dengan sego gurih (nasi uduk) yang gurih karena dibumbui dengan santan dan daun salam. Perpaduan nasi, ayam, sayuran dan kacang-kacangan