Dalam budaya jawa ada istilah Ater-ater atau Ulih- Ulih merupakan tradisi yang telah turun-temurun. Hal ini dilakukan untuk menyambung dan mempererat tali silaturrahmi antar keluarga atau tetangga.
Budaya tersebut sudah turun temurun warisan dari nenek moyang yang sampai saat ini tetap dilestarikan oleh generasi muda. Ater-Ater atau Ulih-ulih itu yakni saling tukar atau mengantarkan nasi berserta lauk lengkap ke sanak famili atau kepada tetangga baik yang dekat maupun yang jauh yang diyakini akan memperlancar rejeki serta memperpanjang usia dan di jauhkan dari mara bahaya.
Menurut Bapak Ibnu Hajar, salah satu seorang budayawan menjelaskan bahwa budaya ater-ater atau ulih-ulih nasi lebaran, tasyakuran lahiran, isra mi'raj dan hajatan yang diantarkan lengkap dengan ikan dan lauk serta kuahnya. Budaya itu di lakukan yang menandakan ke akraban sesama tetangga dan famili untuk saling bersilaturahmi, serta tanda syukur.
Adat istiadat tersebut selain tanda syukur, juga diyakini memperpanjang usia dan akan memperlancar rejeki.
Barang yang dibawa sebagai oleh-oleh bagi yang dikunjungi berupa makanan yang siap saji, seperti nasi putih berserta lauk daging sapi, kambing, ayam, lengkap dengan kue dengan berbagai macam jenisnya. Jajanan, nasi, dan lauk pauk tersebut disimpan dalam wadah khusus, semacam termos untuk piknik. Lalu dijinjing dibawa ke tempat saudara atau tetangga yang akan dikun jungi.
Hari ini ingkung terjual 100 ingkung delivery untuk ulih-ulih Tasyakuran Lahiran di daerah Ringroad utara.
0 komentar:
Posting Komentar