Selayang Pandang Tentang Pedukuhan Kalakijo
Terletak
di sebelah barat kota Bantul, di sebelah selatan Goa Selarong, atau tepatnya di
Desa Guwosari, Pajangan, Bantul. Penduduknya yang
berjumlah 860 orang atau terdiri dari 280 keluarga, Pedukuhan Kalakijo masih
memelihara dan melestarikan kehidupan pedesaannya yang kental. Mayoritas
penduduknya bekerja sebagai buruh tani yaitu membantu mengerjakan tanah milik
pemilih tanah, atau bekerja sebagai buruh serabutan membantu pembangunan rumah
dan yang lainnya. Sebagian lagi bekerja sebagai perajin batik, dan sebagian
besar ibu rumah tangga menjadi buruh perajin emping
Latar Belakang Berdirinya Desa Wisata Kalakijo
•
Keprihatinan akan
tingkat kesejahteraan warga: tingkat kemiskinan dan kesempatan
•
Rendahnya geliat
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi relatif stagnan
•
Inisiatif dan
semangat dari kepala dukuh untuk mengembangkan wilayahnya, yang kemudian disambut
baik oleh Hoshizora Foundation
•
Adanya wisatawan
yang berkunjung ke Kalakijo melalui Hoshizora Tour
Pengembangan Desa wisata Kalakijo diawali pada awal tahun 2013. Selama tahun 2013 kami memaparkan ide tentang desa wisata
ini dalam lebih dari 4 kali rapat warga. Bantuan dari
KKN UMY dalam pemetaan potensi desa serta survei tanggapan masyarakat dengan
ide ini.
Dari hasil survei, 90% masyarakat mendukung program ini,
sedangkan lainnya menjawab tidak tahu. Dengan
pendampingan dari UMY, Kalakijo memutuskan Ingkung
Jawa sebagai icon utama desa wisata.
Ingkung Kuali Kalakijo merupakan salah satu warung ingkung
tradisional yang didirikan atas Gotong royong masyarakat sekitar yang bertujuan
untuk memberdayakan dan menopang perekonomian masyarakat desa dibawah
kepengelolaan Desa Wisata kalakijo. Profit yang diperoleh digunakan untuk
kesejahteraan masyarakat setempat dan pendidikan untuk anak kurang mampu
melalui yayasan beasiswa yang bernama HoshiZora Foundation. Ayam ingkung yang diolah merupakan asli ayam jawa dari
peternakan masyarakat sekitar sehingga kami berani memberikan garansi bahwa
yang dimasak adalah ayam kampung asli
Filosofi
Ayam Ingkung, ayam ingkung sudah ada sejak zaman
dahulu yang dimasak oleh para nenek moyang kita dengan bumbu rempah
tradisional. Biasanya disajikan pada acara tirakatan, maulid nabi Muhammad SAW,
kenduri serta hajatan. Ingkung (njerekungkung) diambil dari istilah jawa yang
memiliki filosofi dari karakter ayam jago. Ayam jago memiliki ciri khas gagah berani,
sok jagoan, suka mengawini banyak ayam betina kemudian meninggalkannya. Ingkung diikat ketika dimasak melambangkan bahwa karakter
atau nafsu yang dimiliki harus diikat/ ditundukan sehingga dapat
"njerekungkung" mengkiaskan sujud kepada Sang Pencipta.
Ingkung kuali dimasak menggunakan
racikan bumbu tradisonal rempah-rempah tanpa ada tambahan penyedap atau moto.
Namun demikian tidak mengurangi citarasa dan kelezatannya. Warung Ingkung
Kuali menyajikan aneka menu ayam ingkung seperti ingkung original/areh, ingkung
goreng, ingkung rica-rica dan ingkung bakar. Selain itu ada pula menu paket
ingkung potong yaitu paket hemat muali 25k, paket lengkap 1/4 potong ayam harga
mulai 37k dan paket mini ingkung burung puyuh seharga 14k. Bisa dipesan
delivery (0857-0110-1122) untuk acara tasyakuran maupun hadiah/for gift untuk
sodara.
Terletak ditengah perkebunan tebu yang di apit oleh bukit. Seiring
dengan perkembangan dan pembangunannya warung Ingkung Kuali kini memiliki
fasilitas lahan untuk Outbound, Camping Ground, serta Bamboo Hall sebagai balai
pertemuan. Lahan parkir pun tersedia cukup luas sehingga memudahkan pengunjung
untuk memarkirkan kendaraannya ketika berkunjung.